Senin, 28 Januari 2008

Puisi

...PERBEDAAN ORANG YANG BERILMU

DAN YANG TIDAK BERILMU...

Ilmu itu lebih baik dari pada harta…

Karena ilmu akan menjagamu…sementara harta harus engkau jaga…

Ilmu akan terus bertambah dan berkembang dengan diamalkan…

Sementara harta akan terkurangi dengan penggunaannya…

Dan mencintai seseorang yang berilmu adalah agama yang dipegang…

Ilmu akan membawa pemiliknya untuk berbuat taat selama hidupnya…

Dan akan meninggalkan nama yang harum setelah matinya…

Sementara orang yang memiliki harta akan hilang seiring dengan hilangnya harta…

Pengumpul harta itu seakan telah mati padahal sebenarnya dia masih hidup…

Sementara orang yang berilmu akan tetap hidup sepanjang masa…

Jasad-jasadnya mereka telah tiada, namun mereka tetap ada di hati manusia...


…IMPIAN SANG PEMUJA…

Siapapun Kau…

Wanita yang bersembunyi di balik tirai…

Aku menantikan jawaban karena harapan menanti kepastian…

Jika kamu menolak memberikan jawaban…

Aku tak’kan lagi bertanya…

Himgga harapan ini tergantikan atau terkubur bersama jiwa yang rapuh…

Siapapun kau…

Semoga masih ada celah bagi takdir yang memilihmu bersanding…

Bersama jawaban yang lahir dari berjuta Tanya…

Siapapun kau…

Ku ingin kau sampaikan salamku pada guru yang mengajarimu…

Ketinggian sebuah kehormatan…

Siapaun kau…

Aku menanti jawaban…

Jawaban yang kau sembunyikan dibalik cadar yang kau kenakan…

Siapapun kau…

Kutahu kau adalah wanita yang selama ini kukenal…

Betapun kau mengelak…

Nuraniku sangat tajam membisikan kebenaran…

Siapapun kau…

Semoga harapan memantaskanmu untuk ku impikan…

Mari Mengenal dan Membuat "Kompos"

PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK

Pengomposan adalah proses penguraian zat organik secara terkontrol oleh mikroba. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengomposan adalah:

1. Rasio C/N
2. Ukuran partikel
3. Aerasi
4. Porositas
5. Kandungan air
6. Suhu
7. pH
8. kandungan hara

Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.

Ukuran Partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

Porositas
Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.

Kelembaban (Moisture content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

Temperatur
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu
dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.

pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 -7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

Kandungan hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.

CIRI KOMPOS TELAH MATANG

Untuk mengetahui tingkat kematangan kompos dapat dilakukan dengan uji dilaboratorium untuk atau pun pengamatan sederhana di lapang. Berikut ini disampaikan cara sederhana untuk mengetahui tingkat kematangan kompos :

1. Dicium/dibaui
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum, meskipun kompos dari sampah kota. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahawa bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.

2. Warna kompos
Warna kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam-hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang.

3. Penyusutan
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya
penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos.Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum selesai dan kompos belum matang.

4. Tes kantong plastik
Contoh kompos diambil dari bagian dalam tumpukan. Kompos kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat, dan disimpan di dalam suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila setelah satu minggu kompos berbentuk baik, tidak berbau atau berbau tanah berarti kompos telah matang.

5. Tes perkecambahan
Contoh kompos letakkan di dalam bak kecil atau beberapa pot kecil. Letakkan beberapa benih (3– 4 benih). Jumlah benih harus sama. Pada saat yang bersamaan kecambahkan juga beberapa benih di atas kapas basah yang diletakkan di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik bening. Benih akan berkecambah dalam beberapa hari. Pada hari ke-5 / ke-7 hitung benih yang berkecambah. Bandingkan jumlah kecambah yang tumbuh di dalam kompos dan di atas kapas basah. Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh banyaknya benih yang berkecambah.

6. Suhu
Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50oC, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif.

7. Kandungan air kompos
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%

PUPUK KIMIA SUDAH MEMBUDAYA

Dewasa ini pupuk organik dan pupuk kimia menjadi perbincangan yang cukup menarik. Ada beberapa kelompok yang megatakan bahwa akhir-akhir ini tanah persawahan semakin lama tidak produktif,dan ada juga yang berpendapat itu karena efek dari penggunaan pupuk kimia yang terus menerus atau berlebihan. Itu adalah efek dari pupuk kimia,sekarang pupuk kimia itu sendiri apa?,ada yang berpaendapat pupuk kimia adalah Pupuk dengan kombinasi bahan-bahan kimia, yg akan merusak ekosistem unsur hara dan Jika pemakaiannya berjangka lama, akan membuat tanah tersebut suatu saat mati unsur haranya, tidak sanggup untuk memberikan hasil lagi….sudah aus!!! Struktur, kimia dan biologi tanah akan rusak oleh pupuk sintetik tsb.

Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus bisa membahayakan kesetrukturan tanah,dan berdampak pada kelayakan tanah di masa yang akan datang. Jadi,kalau bisa penggunaan pupuk kimia mulai dari sekarang harus di hentikan karena sangat merugikan dan merusak sekali pada tanah. Mungkin saat ini belum terlalu kelihatan efeknya,tapi bagai mana nanti 10 tahun kedepan?,apakah hasil tanaman akan lebih baik,lebih meningkat seperti sekarang ini?.

Memang berat untuk merubah budaya penggunaan pupuk kimia,yang selama ini penggunaan pupuk kimia sudah sangat membudaya,bahkan ada petani yang saking fanatiknya pada merek pupuk kimia tertentu,jika bukan merek yang dia inginkan petani itu tidak mau menggunakan pupuk tersebut,itu adalah salah satu bentuk dari budaya petani sekarang ini. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa,salahkanlah diri kita masing-masing,kenapa tidak merubah budaya itu,memang awal dari penggunaan pupuk kimia itu anjuran dari pemerintah dengan alasan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian,tapi apa dampaknya sekarang ini?. Dengan ketergantungan pada pupuk kimia,petani sekarang ini merasa sulit untuk merubah budaya yang sudah melekat,bahkan dengah harga pupuk kimia sekarang ini yang cukup mahal bahkan langka sekalipun,petani tetap memilih mengguanakan pupuk kimia,tidak ada upaya untuk menggunakan pupuk organik,bagai mana dengan hasil panennya ?,apakah sesuai dengan biaya operasional tanam ?.

Dengan kondisi seperti sekarang ini,mari kita mulai meruibah budaya yang mengancam setruktur tanah yang mulai rusak,sebelum lebih parah lagi kita persiapkan untuk pembenahan,seperti mentradisikan kembali penggunaan pupuk organik. Memang menggunakan pupuk organik sedikit ribet,perlu keuletan petani,itulah kelemahan petani sekarang,petani sekarang lebih memilih yang praktis praktis,walaupun tau dampak dari yang praktis itu.
Apa yang di maksud dengan pupuk organik ?,pupuk organik adalah pupuk yag berasal atau terbuat dari bahan tumbuh-tumbuhan dan hewan seperti sampah dapur,tumbuh-tumbuhan,daun,kotoran hewan dan yang lainnya yang bersifat alami. Apa pentingnya penggunaan pupuk organik ?,pupuk organik memang sangat penting,karena pupuk organik bisa memperbaiki unsur hara yang sudah rusak,beda dengan pupuk kimia,kalau pupuk kimia bukannya memperbaiki,tapi membunuh bibit-bibit unsur hara. Memang benar,pertama,ke dua,ke tiga,ke empat penggunaan pupuk kimia kelihatan meningkatkan hasil pertaniannya,tapi lihat dalam jangka waktu yang lama,apa perubahan yang terjadi ?.

Sekarang ini petani tidak mau menggunakan pupuk organik karena di rasa tidak efesien,tidak praktis,menggunakan pupuk organik memang memerlukan jumlah yang lebih banyak ketimbang menggunakan pupuk kimia,dan petani sekarang tidak serius dalam menangani tanamannya,mungkin karena malas atau bagaimana saya tidak tau,yang jelas petani sekarang maunya yang efesien, praktis,mudah,dan cepat,belum tentu yang praktis-praktis hasilnya bagus. Di samping itu,menggunakan pupuk organi sedikit sulit untuk mendapatkannya bagi petani yang tidak ulet atau sabar dan tidak berpengalaman,sulit mendapatkan pupuk organik,entah itu karena tidak bisa membuat pupuk organik sendiri atau bagai mana,dan dirasa jumlah yang dibutuhkan relatif lebih banyak dari pada pupuk kimia.

Salah satu upaya untuk membudayakan petani menggunakan pupuk organik adalah memberikan bagaimana cara untuk membuat pupuk organik sendiri,tanpa membeli pupuk petani bisa menggunakan pupuk. Mungkin perlunya penyuluhan bagai mana cara membuat pupuk organi dengan harga murah,ini juga bisa meningkatkan penghasilan petani,dengan membuat pupuk sendiri bisa mengurangi biaya produksi. Ada beberapa jenis pupuk organik di antaranya ada yang bentuk cair,ada yang bukan cair. Banyak cara untuk membuat pupuk organik,ini adalah salah satu contoh cara membuat pupuk organik yang saya kutip dari (www.petanidesa.wordpress.com)

Pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri,pertama persiapkan bahan untuk membuat pupuk organik di antaranya :
1. 200 kg hijau daun atau sampah dapur.
2. 10 kg dedak halus.
3. ¼ kg gula pasir/gula merah.
4. ¼ liter bakteri.
5. 200 liter air atau secukupnya.

Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

Sebenarnya masih banyak cara-cara untuk membuat pupuk organik yang lebih spesifik atau jenis pupuk organik yang lainnya,ini hanya contoh sebagian yang paling mudah.

Mari kita bangun pertanian kita sejak dini,kapan lagi kalau tidak di mualai dari sekarang,apa mau menunggu dunia ini kiamat dulu?.

Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering

Berdasarkan data yang dibuat oleh puslitbangtanak pada tahun 2002, potensi lahan kering di Indonesia sekitar 75.133.840 ha. Suatu keadaan lahan yang sangat luas. Akan tetapi lahan2 kering tersebut tidak begitu menghasilkan dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area lahan kering. Hal ini disebabkan oleh masih kurangnya teknologi pengelolaan lahan kering sehingga sering mengakibatkan makin kritisnya lahan2 kering.

Erosi, kekurangan air dan kahat unsur hara adalah masalah yg paling serius di daerah lahan kering. Paket2 teknologi untuk mananggulangi masalah2 tersebut juga dah banyak, akan tetapi kurang optimal di manfaatkan karena tidak begitu signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani daerah lahan kering. Memang perlu kesabaran dalam pengelolaan daerah lahan kering, karena meningkatkan produktivitas lahan di daerah lahan kering yang kondisi lahannya sebagian besar kritis dan potensial kritis tidaklah mudah.

Konservasi tanah dan air merupakan cara konvensional yang cukup mampu menanggulangi masalah diatas. Dengan menerapkan sisitem konservasi tanah dan air diharapkan bisa menanggulangi erosi, menyediakan air dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah serta menjadikan lahan tidak kritis lagi. Ada 3 metode dalam dalam melakukan konservasi tanah dan air yaitu metode fisik dengan pegolahan tanahnya, metode vegetatif dengan memanfaatkan vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi dan penyediaan air serta metode kimia yaitu memanfaatkan bahan2 kimia untuk mengaawetkan tanah.

Menurut Sitanala Arsyad (1989), Konservasi Tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi Air menurut Deptan (2006) adalah upaya penyimpanan air secara maksimal pada musim penghujan dan pemanfaatannya secara efisien pada musim kemarau. Konservasi tanah dan konservasi air selalu berjalan beriringan dimana saat melakukan tindakan konservasi tanah juga di lakukan tindakan konservasi air.

Dengan dilakukan konservasi tanah dan air di lahan kering diharapkan mampu mengurangi laju erosi dan menyediakan air sepanjang tahun yang akhirnya mampu meningkatkan produktivitasnya. Tanah2 di daerah lahan kering sangat rentan terhadap erosi. Daerah lahan kering biasanya mempunyai curah hujan yg rendah dan intensitas yg rendah pula, dengan kondisi seperti itu menyebabkan susahnya tanaman2 tumbuh dan berkembang, padahal tanaman merupakan media penghambat agar butiran hujan tidak berbentur langsung dengan tanah. Benturan seperti inilah yg menyebabkan tanah mudah terurai sehingga gampang di bawa oleh aliran air permukaan dan akhirnya terjadi erosi. Pemanfaatan vegetasi pada system konservasi tanah dan air selain sebagai penghambat benturan juga berguna sebagai penghambat aliran permukaan, memperbaiki tekstur tanah dan meningkatkan kadar air tanah.

Penggabungan metode vegetatif dan fisik dalam satu teknologi diharapkan mampu mengefisienkan waktu dan biaya yg dibutuhkan. Misalkan penanaman tanaman pada sebuah guludan ato penanaman tanaman di sekitar rorak. Dan langkah terakhir yg di harapkan adalah penanaman tanaman yg bernilai ekonomis tinggi seperti jambu mete.

Mari Mengenal dan Membuat "Kompos"

"PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK"

Pengomposan adalah proses penguraian zat organik secara terkontrol oleh mikroba. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengomposan adalah:

1. Rasio C/N
2. Ukuran partikel
3. Aerasi
4. Porositas
5. Kandungan air
6. Suhu
7. pH
8. kandungan hara

Rasio C/N
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.

Ukuran Partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

Aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

Porositas
Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.

Kelembaban (Moisture content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

Temperatur
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu
dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.

pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 -7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

Kandungan hara
Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.

"CIRI KOMPOS TELAH MATANG"

Untuk mengetahui tingkat kematangan kompos dapat dilakukan dengan uji dilaboratorium untuk atau pun pengamatan sederhana di lapang. Berikut ini disampaikan cara sederhana untuk mengetahui tingkat kematangan kompos :

1. Dicium/dibaui
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum, meskipun kompos dari sampah kota. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahawa bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.

2. Warna kompos
Warna kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam-hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang.

3. Penyusutan
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya
penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos.Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum selesai dan kompos belum matang.

4. Tes kantong plastik
Contoh kompos diambil dari bagian dalam tumpukan. Kompos kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat, dan disimpan di dalam suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila setelah satu minggu kompos berbentuk baik, tidak berbau atau berbau tanah berarti kompos telah matang.

5. Tes perkecambahan
Contoh kompos letakkan di dalam bak kecil atau beberapa pot kecil. Letakkan beberapa benih (3– 4 benih). Jumlah benih harus sama. Pada saat yang bersamaan kecambahkan juga beberapa benih di atas kapas basah yang diletakkan di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik bening. Benih akan berkecambah dalam beberapa hari. Pada hari ke-5 / ke-7 hitung benih yang berkecambah. Bandingkan jumlah kecambah yang tumbuh di dalam kompos dan di atas kapas basah. Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh banyaknya benih yang berkecambah.

6. Suhu
Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50oC, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif.

7. Kandungan air kompos
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%

PUPUK KIMIA SUDAH MEMBUDAYA

Dewasa ini pupuk organik dan pupuk kimia menjadi perbincangan yang cukup menarik. Ada beberapa kelompok yang megatakan bahwa akhir-akhir ini tanah persawahan semakin lama tidak produktif,dan ada juga yang berpendapat itu karena efek dari penggunaan pupuk kimia yang terus menerus atau berlebihan. Itu adalah efek dari pupuk kimia,sekarang pupuk kimia itu sendiri apa?,ada yang berpaendapat pupuk kimia adalah Pupuk dengan kombinasi bahan-bahan kimia, yg akan merusak ekosistem unsur hara dan Jika pemakaiannya berjangka lama, akan membuat tanah tersebut suatu saat mati unsur haranya, tidak sanggup untuk memberikan hasil lagi….sudah aus!!! Struktur, kimia dan biologi tanah akan rusak oleh pupuk sintetik tsb.

Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus bisa membahayakan kesetrukturan tanah,dan berdampak pada kelayakan tanah di masa yang akan datang. Jadi,kalau bisa penggunaan pupuk kimia mulai dari sekarang harus di hentikan karena sangat merugikan dan merusak sekali pada tanah. Mungkin saat ini belum terlalu kelihatan efeknya,tapi bagai mana nanti 10 tahun kedepan?,apakah hasil tanaman akan lebih baik,lebih meningkat seperti sekarang ini?.

Memang berat untuk merubah budaya penggunaan pupuk kimia,yang selama ini penggunaan pupuk kimia sudah sangat membudaya,bahkan ada petani yang saking fanatiknya pada merek pupuk kimia tertentu,jika bukan merek yang dia inginkan petani itu tidak mau menggunakan pupuk tersebut,itu adalah salah satu bentuk dari budaya petani sekarang ini. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa,salahkanlah diri kita masing-masing,kenapa tidak merubah budaya itu,memang awal dari penggunaan pupuk kimia itu anjuran dari pemerintah dengan alasan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian,tapi apa dampaknya sekarang ini?. Dengan ketergantungan pada pupuk kimia,petani sekarang ini merasa sulit untuk merubah budaya yang sudah melekat,bahkan dengah harga pupuk kimia sekarang ini yang cukup mahal bahkan langka sekalipun,petani tetap memilih mengguanakan pupuk kimia,tidak ada upaya untuk menggunakan pupuk organik,bagai mana dengan hasil panennya ?,apakah sesuai dengan biaya operasional tanam ?.

Dengan kondisi seperti sekarang ini,mari kita mulai meruibah budaya yang mengancam setruktur tanah yang mulai rusak,sebelum lebih parah lagi kita persiapkan untuk pembenahan,seperti mentradisikan kembali penggunaan pupuk organik. Memang menggunakan pupuk organik sedikit ribet,perlu keuletan petani,itulah kelemahan petani sekarang,petani sekarang lebih memilih yang praktis praktis,walaupun tau dampak dari yang praktis itu.
Apa yang di maksud dengan pupuk organik ?,pupuk organik adalah pupuk yag berasal atau terbuat dari bahan tumbuh-tumbuhan dan hewan seperti sampah dapur,tumbuh-tumbuhan,daun,kotoran hewan dan yang lainnya yang bersifat alami. Apa pentingnya penggunaan pupuk organik ?,pupuk organik memang sangat penting,karena pupuk organik bisa memperbaiki unsur hara yang sudah rusak,beda dengan pupuk kimia,kalau pupuk kimia bukannya memperbaiki,tapi membunuh bibit-bibit unsur hara. Memang benar,pertama,ke dua,ke tiga,ke empat penggunaan pupuk kimia kelihatan meningkatkan hasil pertaniannya,tapi lihat dalam jangka waktu yang lama,apa perubahan yang terjadi ?.

Sekarang ini petani tidak mau menggunakan pupuk organik karena di rasa tidak efesien,tidak praktis,menggunakan pupuk organik memang memerlukan jumlah yang lebih banyak ketimbang menggunakan pupuk kimia,dan petani sekarang tidak serius dalam menangani tanamannya,mungkin karena malas atau bagaimana saya tidak tau,yang jelas petani sekarang maunya yang efesien, praktis,mudah,dan cepat,belum tentu yang praktis-praktis hasilnya bagus. Di samping itu,menggunakan pupuk organi sedikit sulit untuk mendapatkannya bagi petani yang tidak ulet atau sabar dan tidak berpengalaman,sulit mendapatkan pupuk organik,entah itu karena tidak bisa membuat pupuk organik sendiri atau bagai mana,dan dirasa jumlah yang dibutuhkan relatif lebih banyak dari pada pupuk kimia.

Salah satu upaya untuk membudayakan petani menggunakan pupuk organik adalah memberikan bagaimana cara untuk membuat pupuk organik sendiri,tanpa membeli pupuk petani bisa menggunakan pupuk. Mungkin perlunya penyuluhan bagai mana cara membuat pupuk organi dengan harga murah,ini juga bisa meningkatkan penghasilan petani,dengan membuat pupuk sendiri bisa mengurangi biaya produksi. Ada beberapa jenis pupuk organik di antaranya ada yang bentuk cair,ada yang bukan cair. Banyak cara untuk membuat pupuk organik,ini adalah salah satu contoh cara membuat pupuk organik yang saya kutip dari (www.petanidesa.wordpress.com)

Pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri,pertama persiapkan bahan untuk membuat pupuk organik di antaranya :
1. 200 kg hijau daun atau sampah dapur.
2. 10 kg dedak halus.
3. ¼ kg gula pasir/gula merah.
4. ¼ liter bakteri.
5. 200 liter air atau secukupnya.

Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

Sebenarnya masih banyak cara-cara untuk membuat pupuk organik yang lebih spesifik atau jenis pupuk organik yang lainnya,ini hanya contoh sebagian yang paling mudah.

Mari kita bangun pertanian kita sejak dini,kapan lagi kalau tidak di mualai dari sekarang,apa mau menunggu dunia ini kiamat dulu?.

Wajib Untuk Dibaca

AGUNGKAN ILMU DALAM HATIMU

Dunia memang masih menjadi orientasi utama banyak orang. Tak heran, harta yang melimpah. Populritas dan berbagai kesenangan lainnya menjadi buruan manusia siang dan malam. Padahal dunia adalah fatamorgana, kesenagngan yang dirasakan akan menyisakan kehampaan, kepedihan dan keletihan. Hanya ilmu agama yang bias meredam ambisi manusia terhadap sifat serakah terhadap duni.

Setiap oang tua pasti akan mengharapkan agar anaknya menjadi seorang yang berhasil, dalam artian anaknya mempunyai kedudukan dan kenyataannya tidak ada satuorangtua pun yang tak memiliki bayangan cita-cita setinggi langit untuk anak mereka. Mereka telah menyipanberbagai keinginan dan harapan yang terbaik untuk anak mereka. “…Semoga anakku menjadi orang…”, dan semoga memiliki masa depan yang cerah. Serta masih banyak sejuta angan-angan lagi yang dipersiapkan untuk anak mereka.

Tak berhenti sampai di situ, segala yang berkaitan dengan tercapainnya cita-cita telah mereka persiapkan sejak dini. Mulai dari tabungan biaya pendidikan sampai prasarana yang mereka nilai dapat menunjang telah mereka persipkan.

Namun dibalik segala cia-cita, ada seuah kemuliaan yang seringkali justru terlupakan bahkan diremehkan oleh banyak orang tua dan juga anak-anak mereka. Padahal inilah kemuliaan hakiki yang akan didapatkan oleh anak-anak tersebut jika dia benar-benar meraihnya.

Pasti akan timbul pertanyaan di dalam benak kita semua. “Mengapa tak cukup kedudukan dan kekeyaan sebagai bekal?????” bukanlah dengan itu kita akan mendapatkan segalannya…???

Perntanyaan tersebut bagi sebahagian orang memang benar, namun mereka harus juga ingat!!! bahwa untuk meraih kedudukan yang muliua, tidak cukup hanya dengan kedua hal tersebut.

Marilah kita mencoba untuk melihat ke depan dan mamilih yang terbaik bagi diri kita, untuk mendapatkan kemuliaan yang didiambakan oleh mereka yang mengerti akan pentingnnya ilmu dalam kehidupan ini. Sehingga nantinya kita juga dapat mengerti tentang hakikat sebuah ilmu bagi kehidupan kita sehari-hari, dan nantinya dengan ilmu tersebut kita bias mendapatkan apa yang disebut dengan kemulian hakiki. Baik untuk saat ini…, esok…, lusa…, dan seterusnya…

Dan akhirnya mari kita sama-sama merenung sebuah kata-kata yang sangat indah ini….

Ilmu itu tak lebih dari pada harta…

Karena ilmu akan menjagamu…

Sementara harta harus Engkau jaga…

Ilmu akanterus bertambah dan berkembang dengan diamalkan…

Sementara harta akan terkurangi seiring dengan penggunaannya…

Dan mencintai seorang yang berilmu adalah agama yang dipegangi…

Ilmu akan membawa pemiliknya untuk berbuat taat selama hidupnya dan akan meninggalkan nama yang harum setelah matinya…

Sementara orang yang memiliki harta akan hilang seiring dengan hilangnya harta…

Pengumpul harta itu seakan telah mati, padahal sebenarnya dia masih hidup…

Sementara orang yang berilmu akan tetap hidup sepanjang masa…

Jasad-jasad mereka telah tiada, namun mereka tetap ada di hati menusia.

Created by: Ajat Angkotasan


PENDIDIKAN

Masa muda adalah suatu mimpi yang indah, namun keindahannya diperbudak olega lapuk-lapuk buku dan keterjagaannya merupakan sesuatu yang keras.

Kita adalah manusia yang bingung, pengembara dan merindu sejak ribuan tahun, Dimana tiba-tiba suatu hari ada seorang bijak yang sanggup menyatukan impian mudah dan keriangan belajar.

Akankah tiba suatu hari, dimana hadir para guru sejati yang manusia adalah bukunya dan kehidipan adalah sekolahnya. Namun itu yang kita harapkan untuk menggerakan kita pada pendidikan kearah spiritual, namun akankah tiba Hari yang demikian…??? Kita tidak tahu.

Kita semua adalah orang selalu mendambakan sebuah pendidikan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan canggih… namun mereka selalu terlupakan oleh suatu hal yang sangat penting, bahwa fasilitas itu bukanlah satu-satunya faktor yang dapat membawa kesuksesan dalam menjalankan sebuah pendidikan, tanpa keseriusan dalam pengelolaan dan keseriusan dalam belajar. Maka falisitas yang lengkap tersebut hanya akan menjadi hiasan belaka.

Ingatlah kawan… bahwa pendidikan tidak menyimai benih dalam

dirimu... Tetapi membuat benihmu tumbuh.

KEHIDUPAN

Hidup hanya untuk mencari sebuah kehidupan dan separuhnya bentuk sebuah penantian. Namun keindahan itu membutuhkan orang-orang yang kreatifitas dan surpaif, untuk bagaimana cara ia bias menata kehidupan yang lebih indah lagi di hari-hari yang akan datang.

Hidup janganlah bergantung pada oaring lain. Karena mambuat kita tidak mau berusaha untuk merubah hidup kita.

Hidup bukanlah ditentukan oleh nasib, tetapi tergantung pada Rahmat Tuhan dan usaha manusia itu sendiri…

Keinginan seseorang untuk merubah hidupnyanakan membuat dia berupaya mengekspresikan dirinya semaksimal mungkin. Karena orang itu mempunyai cita-cita dan angan-angan untuk menggaapai apa yang dia inginkan di hari-hari yang akan dating. Yaitu sebuah mutiara hidup yang selalu diimpikan, sebelum ia merasakan pahit manisnya kehidupan ini.

Dalam setiap jiwa, Tuhan menempatkan petunjuk menuju terangnya cahaya. Namun manusia berjuang untuk menemukan jahidupan di luar dirinya. Tak menyadari bahwa kehidupan yang di cari berada dalam dirinya sendiri. Agar nantinya dia dapat mendapatkan cahaya tersebut.

Jadi…. Berjuanglah..!!! untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan. Karena tidak ada satu orangpun yang bias merubah hidupnya selain dirinya sendiri…!?!

Created by Ajat_Atz.