Jumat, 22 Februari 2008

...SELAMAT DATANG...

Selamat datang wahai kawan

Para juru tinta dan semuanya

Kita mainkan seni ini

Agar anda dan semuanya dapat mengerti

Ini cerita dan tulisan kami yang tercecer

Di pinggir-pinggir jalan…

Di lorong-lorong pertokoan…

Di kolong-kolong jembatan…

Di gubuk-gubuk reot…

Di atas kertas usang dan robek-robek…

Yang harus kami ungkapkan

Kami siap memulai

Habis pertunjukan dan publikasi

Saran dan kritik anda kami nanti

Demi kelanjutan karya dan tulisan ini

Teman_teman Soil 2K2 UnHas

Dari Q-ri:
Muhammad Taufan Armin(Topan), Wahyudi(Yudhi),

Irmawati Arsyad (Imma), Syarifa Kiswah(Q-Q),
Mawar Yusuf(Mawar),
Muhammad Irwan(Ombietz),
Muhammad Aris( Achi).

Sekilas Tentang ArcView

ArcView adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografik (SIG/GIS). Sistem Informasi Geografik sendiri merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal kenal dengan yang namanya peta. Perlu diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau istilahnya SIG Konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara peta di atas kertas (peta analog) dan SIG yang berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basis data. Sedangkan SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basis data. Dengan kata lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcView anda dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya. Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu statik sedangkan ArcView. Arc View biasa digunakan antara lain untuk :

1. Digitasi data citra dari layer monitor (on screen digitizing)

2. Reaktifikasi citra dengan bantuan ekstensi image analysis

3. Editing tema dengan drag and drop atau cut and paste

4. Editing tema dengan query item pada tabel

5. Konvesri data dari MS-EXCEL atau MS-ACCESS menjadi tema baru pada data spasial yang telah ada

6. Pembuatan kontur dengan bantuan ekstensi image analysis dan spasial analis

7. Pembuatan peta 3D dan perhitungan volume dengan bantuan 3D analysis

8. Pengubahan system proyeksi dengan projection utility

9. Kemudahan konversi data ke perangkat lunak lain, seperti : AUTOCAD, MAPINFO dsb

1.2. Karakteristik Arc View

Secara garis besar ARCVIEW terdiri atas piranti-piranti dengan berbagai karakteristik sebagai berikut :

1. Graphical User Interface yang Bersifat Umum

2. User Interface dari "GUI" versi ArcView adalah identik dan dapat 'terbaca' pada semua

3. Plafform yang di support oleh ArcView. Sehingga user dapat dengan leluasa membuka

4. Data pada system (platform) yang berlainan.

5. Table Structure (Struktur Tabel)

6. Struktur data ArcView adalah identik dengan semua platform yang di support oleh

7. ArcView. Data dapat dibuka dan dibaca oleh platform yang berbeda, dan dapat

8. Didistribusikan melalui network ke user lain tanpa diterjemahkan terlebih dahulu.

9. Grafik yang Diintegrasikan dengan DataBase (Basis Data)

10. Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan ArcView adalah "geographic atau graphic

11. Database".

12. DataBase atau Map Selection

13. Dengan adanya integrasi grafik dengan basis datanya di ArcView, maka informasi dapat

14. Diketahui melalui seleksi basis data atau seleksi grafiknya.

15. Menampilkan Raster sebagai Background bagi Vektor

16. Image Raster, seperti Foto Udara, Peta hasil Scan atau Citra satelit dapat digunakan

17. Sebagai background peta (vektor). Sehingga penyajian peta akan tampak lebih bagus dan

18. Dengan presisi detail yang match dengan Raster sebagai background. Image raster dari

19. Aplikasi bitmap atau aplikasi lainnya juga dapat digunakan untuk menampilkan logo

20. Perusahaan di ArcView. Beberapa format raster yang dapat dibaca oleh ArcView dapat

Jumat, 01 Februari 2008

... Maluku... Oh... Maluku...

Sembilan tahun sudah negeri ini dilanda kehancuran, Sembilan tahun sudah negeri ini dilanda kemunduran, dan sembilan tahun sudah negeri ini dilanda ketertinggalan. Kesemuanya itu kini harus ditanggung dan dirasakan oleh para generasi-generasi penerus negeri ini yang tidak tahu dan tidak mengerti asal mula kehancuran negeri ini.

Kini mereka hanya dapat duduk dan bertanya kenapa semua ini bisa teradi…??? Dan kenapa negeri yang dulunya disebut-sebut dengan sebutan “AMBON MANISE” kini bisa dengan sekejap berubah menjadi negeri yang hancur dan tak teratur…???. Apakah sebutan terindah yang pernah diberikan dan sebutan yang pernah menggelora sampai ke negeri lainnya itu hanya sebuah simbol ataukah merupakan awal dari sebuah kehancuran yang sedang dirasakan…???

Kita tidak pantas untuk saling menyalahkan dan saling menuduh ataupun mencari kambing hitam dari kehancuran yang telah melanda negeri ini, sebab apabila negeri yang kita banggakan selama ini dapat berbicara maka dia akan menangis dan menyalahkan kita semua yang mengaku sebagai anak negeri ini, sebab kita sendirilah yang tidak dapat menjaga dan memelihara semua yang ada di dalamnya, malah sebaliknya kita telah telah menghancurkannya sendiri.
Sekarang negeri ini pasti sedang bertanya-tanya kepada kita semua, dinamakah tradisi/adat “PELA GANDONG” yang selama ini kita banggakan…???, dimanakah “LENSO MERAH dan KAIN” yang kita gunakan sebagai pengikat persaudaraan kita…???, yang selalu kita gembor-gemborkan sampai ke luar negeri.
Ternyata semua itu hanya dengeng belaka yang dituliskan/yang dibuat oleh sekelompok orang yang telah berusaha untuk memecah belah negeri yang selama ini dikenal sebagai negeri adat yang menjaga tali persaudaraan antara kita sesama suku, agama,ras. Sekarang kita hanya dapat menyesali semua perbuatan yang telah kita lakukan, yang ternyata telah menghancurkan segala isi negeri ini baik adatnya, pemdidikannya, dan terlebih lagi adalah persaudaraan yang telah terjalin selama beribu-ribu tahun dan kini kita tidak dapat jumpai lagi di negeri ini.
Akankah generasi kita akan hidup dalam perpecahan yang telah kita timbulkan…???dan akan terus mereka ingat sebagai sejarah dalam hidup mereka dan sebagai akar perpecahan dan perpisahan akatan persaudaraan dalam negeri ini untuk seterusnya… ataukah mereka akan bergerak untuk mencari solusi untuk keluar dari semua itu dan memulai kembali semuanya dari awal untuk menciptakan suasana negeri ini seperti dulu kala…???
Sadar atau tudak sadar, semuanya ada pada kita para pemuda dan orang tua untuk sama-sama membina generasi-generasi baru kita agar dapat menciptakan kembali suasana negeri ini seperti dahulu kala.

By: Ajat_AtZ ‘0210

...Perlunya Perubahan Perilaku...

Bencana alam tahun ini terasa demikian dashyat dan merata di hampir semua daerah. Jawa tetap yang paling besar dengan terjadinya tanah longsor, banjir, gelombang, pasang laut yang tingginya di luar kebiasaan musim barat, pohon dan baliho bertumbangan, jalan putus dan banyak lagi. Peristiwa itu merupakan bagian dari fenomena alam yang belakangan ini semakin menimbulkan kekhawatiran. Perilaku alam memang berubah, cuaca pun ikut berubah. Antara musim kemarau dan musim penghujan tak berbeda jauh, karena hujan masih turun di musim kemarau dan kemarau terjadi di musim penghujan. Angin juga bertiup sangat kencang. Curah hujan ekstra tinggi dan lain-lain.
Orang tua mungkin masih bisa membedakan antra musim penghujan sekarang dan zaman dulu, saat cuaca masih bersahabat. Dulu air hujan meresap ketanah dan putting beliung serta gelombang pasang bisa diprediksi kapan datangnya. Dari dulusampai sekarang sejumlah sungai tidak bertambah, tempat peresapan air hujan pun demikiandan laut yang digunakan nelayan mencari ikan sepanjang tahun juga tetap yang itu. Yang berbeda adalah sungai semakin dangkal dan sempit, tangkapan air berkurang karena hutan menjadi gundul dan sempit, tangkapan air berkurang menjadi gundul dan rawa-rawa serta sawah yang subur berubah bentuk menjadi rumah toko (ruko) atau real estate.

Pembangunan memang tidak lepas dari pengorbanan. Tetapi, pengorbanan itu hendaknya setimpal dengan hasil yang diperoleh. Yang terjadi sekarang, pengorbanan itu menjadi sia-sia karena manfaat yang didapat rakyat tidak sepadan dengan nasib malang yang menimpa mereka. Hutan dibabat habis, rawa, sawah dan lahan kosong disulap menjadi ‘hutan’ beton untuk perumahan, ruko dan sebagainya hingga tempat peresapan air makin hilang. Pemerintah termasuk pemerintah daerah hanya berpikir untuk meningkatkan pendapatan termasuk pendapatan oknum-oknumnya baik untuk pribadi maupun partai tanpa memperhitungkan dampaknya.

Kita memang tidak sendiri, dunia sekarang sedang bergulat melawan pemanasan global yang menyebabkan es di kutub mencair hingga permukaan laut meninggi, udara semakin panas hingga mempengaruhi pergerakan angin dan cuaca pun ikut berubah. Itu terjadi karena pengaruh gas buangan industri negara maju yang menyebabkan rusaknya rumah kaca (ozon). Kerusakan ozon membuat perubahan drastis iklim di bumi. Kalau negera industri seperti amerika serikat tetap bersikukuh untuk tidak mengurangi gas buangannya, maka dunia dan seisinya akan menjadi korban.

Bagi indonesia masalahnya menjadi lebih rumit, karena kondisi alamnya juga rusak. Hutan gundul di mana-mana, kebakaran hutan di tiap musim kemarautak bisa dicegah. Kegiatan penambangan legal maupun ilegal sama-sama tidak memperhatikan lingkungan. Kendaraan bermotor makin banyak hingga menyebabkan polusi udara, dan banyak lagi. Akibatnya pada saat itu terjadi hujan deras dan putting beliung, korban pun berjatuhan.

Kita tidak mungkin melawan alam yang sudah berubah perangai itu. Lantas apa yang harus kita lakukan??? Tentu saja kini kita harus belajar hidup dalam kondisi alam seperti yang ada sekarang. Kita harus bersiap menghadapi peristiwa demi peristiwa yang sulit diramalkan itu. Untuk itu, kita mulai sekarang harus melakukan perubahan terhadap perilaku kita sendiri. Kita harus tangguh menghadapi musibah dan berusaha memperkecil terjadinya musibah itu. Misalnya menghentikan pembabatan hutan yang seenaknya, tidak membuang sampah di sungai, tidak membikin gerakan menanam pohon dan sebagainya.

Tidak kalah penting adalah perilaku pejabat negara atau aparat pemerintah. Misalnya, tidak lagi memberikan izin penebangan pohon di hutan atau penambangan pohon di hutan atau penambangan yang tidak ramah lingkungan. Aparat penegak hukum juga tidak bermental korup, dengan membebaskan penjarah hutan dari hukuman penjara. Peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai yang memungkinkan penjarah hutan bebas dari jerat hukum. Apakah kita akan menunggu negara kita porak poranda dan berkeping-keping…??? Sekarang saatnya kita berbuat untuk Negeri ini.


By: Ajat AtZ_Soil Science -UnHas 2k2

Senin, 28 Januari 2008

Puisi

...PERBEDAAN ORANG YANG BERILMU

DAN YANG TIDAK BERILMU...

Ilmu itu lebih baik dari pada harta…

Karena ilmu akan menjagamu…sementara harta harus engkau jaga…

Ilmu akan terus bertambah dan berkembang dengan diamalkan…

Sementara harta akan terkurangi dengan penggunaannya…

Dan mencintai seseorang yang berilmu adalah agama yang dipegang…

Ilmu akan membawa pemiliknya untuk berbuat taat selama hidupnya…

Dan akan meninggalkan nama yang harum setelah matinya…

Sementara orang yang memiliki harta akan hilang seiring dengan hilangnya harta…

Pengumpul harta itu seakan telah mati padahal sebenarnya dia masih hidup…

Sementara orang yang berilmu akan tetap hidup sepanjang masa…

Jasad-jasadnya mereka telah tiada, namun mereka tetap ada di hati manusia...


…IMPIAN SANG PEMUJA…

Siapapun Kau…

Wanita yang bersembunyi di balik tirai…

Aku menantikan jawaban karena harapan menanti kepastian…

Jika kamu menolak memberikan jawaban…

Aku tak’kan lagi bertanya…

Himgga harapan ini tergantikan atau terkubur bersama jiwa yang rapuh…

Siapapun kau…

Semoga masih ada celah bagi takdir yang memilihmu bersanding…

Bersama jawaban yang lahir dari berjuta Tanya…

Siapapun kau…

Ku ingin kau sampaikan salamku pada guru yang mengajarimu…

Ketinggian sebuah kehormatan…

Siapaun kau…

Aku menanti jawaban…

Jawaban yang kau sembunyikan dibalik cadar yang kau kenakan…

Siapapun kau…

Kutahu kau adalah wanita yang selama ini kukenal…

Betapun kau mengelak…

Nuraniku sangat tajam membisikan kebenaran…

Siapapun kau…

Semoga harapan memantaskanmu untuk ku impikan…

Wajib Untuk Dibaca

AGUNGKAN ILMU DALAM HATIMU

Dunia memang masih menjadi orientasi utama banyak orang. Tak heran, harta yang melimpah. Populritas dan berbagai kesenangan lainnya menjadi buruan manusia siang dan malam. Padahal dunia adalah fatamorgana, kesenagngan yang dirasakan akan menyisakan kehampaan, kepedihan dan keletihan. Hanya ilmu agama yang bias meredam ambisi manusia terhadap sifat serakah terhadap duni.

Setiap oang tua pasti akan mengharapkan agar anaknya menjadi seorang yang berhasil, dalam artian anaknya mempunyai kedudukan dan kenyataannya tidak ada satuorangtua pun yang tak memiliki bayangan cita-cita setinggi langit untuk anak mereka. Mereka telah menyipanberbagai keinginan dan harapan yang terbaik untuk anak mereka. “…Semoga anakku menjadi orang…”, dan semoga memiliki masa depan yang cerah. Serta masih banyak sejuta angan-angan lagi yang dipersiapkan untuk anak mereka.

Tak berhenti sampai di situ, segala yang berkaitan dengan tercapainnya cita-cita telah mereka persiapkan sejak dini. Mulai dari tabungan biaya pendidikan sampai prasarana yang mereka nilai dapat menunjang telah mereka persipkan.

Namun dibalik segala cia-cita, ada seuah kemuliaan yang seringkali justru terlupakan bahkan diremehkan oleh banyak orang tua dan juga anak-anak mereka. Padahal inilah kemuliaan hakiki yang akan didapatkan oleh anak-anak tersebut jika dia benar-benar meraihnya.

Pasti akan timbul pertanyaan di dalam benak kita semua. “Mengapa tak cukup kedudukan dan kekeyaan sebagai bekal?????” bukanlah dengan itu kita akan mendapatkan segalannya…???

Perntanyaan tersebut bagi sebahagian orang memang benar, namun mereka harus juga ingat!!! bahwa untuk meraih kedudukan yang muliua, tidak cukup hanya dengan kedua hal tersebut.

Marilah kita mencoba untuk melihat ke depan dan mamilih yang terbaik bagi diri kita, untuk mendapatkan kemuliaan yang didiambakan oleh mereka yang mengerti akan pentingnnya ilmu dalam kehidupan ini. Sehingga nantinya kita juga dapat mengerti tentang hakikat sebuah ilmu bagi kehidupan kita sehari-hari, dan nantinya dengan ilmu tersebut kita bias mendapatkan apa yang disebut dengan kemulian hakiki. Baik untuk saat ini…, esok…, lusa…, dan seterusnya…

Dan akhirnya mari kita sama-sama merenung sebuah kata-kata yang sangat indah ini….

Ilmu itu tak lebih dari pada harta…

Karena ilmu akan menjagamu…

Sementara harta harus Engkau jaga…

Ilmu akanterus bertambah dan berkembang dengan diamalkan…

Sementara harta akan terkurangi seiring dengan penggunaannya…

Dan mencintai seorang yang berilmu adalah agama yang dipegangi…

Ilmu akan membawa pemiliknya untuk berbuat taat selama hidupnya dan akan meninggalkan nama yang harum setelah matinya…

Sementara orang yang memiliki harta akan hilang seiring dengan hilangnya harta…

Pengumpul harta itu seakan telah mati, padahal sebenarnya dia masih hidup…

Sementara orang yang berilmu akan tetap hidup sepanjang masa…

Jasad-jasad mereka telah tiada, namun mereka tetap ada di hati menusia.

Created by: Ajat Angkotasan


PENDIDIKAN

Masa muda adalah suatu mimpi yang indah, namun keindahannya diperbudak olega lapuk-lapuk buku dan keterjagaannya merupakan sesuatu yang keras.

Kita adalah manusia yang bingung, pengembara dan merindu sejak ribuan tahun, Dimana tiba-tiba suatu hari ada seorang bijak yang sanggup menyatukan impian mudah dan keriangan belajar.

Akankah tiba suatu hari, dimana hadir para guru sejati yang manusia adalah bukunya dan kehidipan adalah sekolahnya. Namun itu yang kita harapkan untuk menggerakan kita pada pendidikan kearah spiritual, namun akankah tiba Hari yang demikian…??? Kita tidak tahu.

Kita semua adalah orang selalu mendambakan sebuah pendidikan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan canggih… namun mereka selalu terlupakan oleh suatu hal yang sangat penting, bahwa fasilitas itu bukanlah satu-satunya faktor yang dapat membawa kesuksesan dalam menjalankan sebuah pendidikan, tanpa keseriusan dalam pengelolaan dan keseriusan dalam belajar. Maka falisitas yang lengkap tersebut hanya akan menjadi hiasan belaka.

Ingatlah kawan… bahwa pendidikan tidak menyimai benih dalam

dirimu... Tetapi membuat benihmu tumbuh.

KEHIDUPAN

Hidup hanya untuk mencari sebuah kehidupan dan separuhnya bentuk sebuah penantian. Namun keindahan itu membutuhkan orang-orang yang kreatifitas dan surpaif, untuk bagaimana cara ia bias menata kehidupan yang lebih indah lagi di hari-hari yang akan datang.

Hidup janganlah bergantung pada oaring lain. Karena mambuat kita tidak mau berusaha untuk merubah hidup kita.

Hidup bukanlah ditentukan oleh nasib, tetapi tergantung pada Rahmat Tuhan dan usaha manusia itu sendiri…

Keinginan seseorang untuk merubah hidupnyanakan membuat dia berupaya mengekspresikan dirinya semaksimal mungkin. Karena orang itu mempunyai cita-cita dan angan-angan untuk menggaapai apa yang dia inginkan di hari-hari yang akan dating. Yaitu sebuah mutiara hidup yang selalu diimpikan, sebelum ia merasakan pahit manisnya kehidupan ini.

Dalam setiap jiwa, Tuhan menempatkan petunjuk menuju terangnya cahaya. Namun manusia berjuang untuk menemukan jahidupan di luar dirinya. Tak menyadari bahwa kehidupan yang di cari berada dalam dirinya sendiri. Agar nantinya dia dapat mendapatkan cahaya tersebut.

Jadi…. Berjuanglah..!!! untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan. Karena tidak ada satu orangpun yang bias merubah hidupnya selain dirinya sendiri…!?!

Created by Ajat_Atz.